TEKNOLOGI INFORMASI DALAM OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA ERA GLOBALISASI
Di masa globalisasi dan era perdagangan bebas dapat dilihat bahwa
lingkungan yang harus dihadapai oleh suatu perusahaan semakin kompleks serta
semakin sukar untuk diramalkan. Hal itu disebabkan oleh perkembangan teknologi
yang semakin cepat, pergeseran pada ekonomi digital dan e-commerce yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi, pasar yang terpecah belah
dalam cakupan geografi yang luas sehingga menuntut spesialisasi bidang yang
jelas, perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh setiap
perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaingnya serta ditambah lagi dengan
munculnya industri-industri lain yang tentu saja meningkatkan intensitas
persaingannya semakin besar. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan yang benar-benar
siap menghadapi semua itulah yang akan bertahan dan terus berkembang.
Seperti yang tercantum dalam ISO 9001 bahwa kompetensi kerja karyawan
merupakan suatu komponen yang diperlukan oleh perusahaan agar menjadi suatu
organisasi yang berkualitas dan mendapatkan sertifikasi kualitas nasional dan
internasional. Perusahaan juga harus dapat mendokumentasikan dan
mengidentifikasikan karyawan yang memenuhi kualifikasi job requirements dan
mengembangkan karyawan yang belum memenuhi kualifikasi baik dalam hal
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan dan latihan pengembangan. Bagian
Human Resource Development (HRD) perlu membangun sumber daya manusia (SDM) yang
profesional dan berkompetensi tinggi yang akan menjadi pusat keunggulan
perusahaan sekaligus sebagai pendukung daya saing perusahaan dalam memasuki era
globalisasi. Sesuai dengan perubahan pasar global, setiap pegawai organisasi
perusahaan perlu memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pekerjaannya.
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) atau
Competency Base Human Resource Management (CB-HRM) menawarkan pendekatan baru
yang dapat menterjemahkan tuntutan kebutuhan kompetensi perusahaan ke dalam
kebutuhan kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi individu. Dengan
pendekatan MSDM-BK ini, banyak fungsi-fungsi MSDM yang semula sulit untuk
dilakukan menjadi lebih mudah dan praktis, yang semuanya disusun berdasarkan
tingkat kebutuhan kompetensi. Metode MSDM-BK yang memanfaatkan teknologi
komputer ini menyediakan akses yang mudah untuk memperoleh informasi-informasi
mengenai jabatan dan individu tersebut sehingga dapat menghasilkan
keputusan-keputusan manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien.
Kilasan Information
Technology
Manusia adalah mahluk sosial, disamping Sandang, pangan, dan papan sebagai
kebutuhan utamanya, maka sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan untuk
berkomunikasi diantara sesamanya sebagai kebutuhan utamanya untuk dapat saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
Maka mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk saling
berhubungan tersebut, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua,
isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan,
surat, sampai dengan telepon dan internet.
Alat dan Sistem komunikasi yang diciptakan manusia tersebut kemudian
dikenal dengan nama Teknologi Informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah
” IT ” (dibaca ai-ti), singkatan dari Information Technology (eng).
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian
informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET.
Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur. Penulis ingin menggambarkan perkembangan dunia IT sejak zaman prasejarah sampai dengan memasuki ere globalisasi atau era informasi tanpa batas
informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET.
Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur. Penulis ingin menggambarkan perkembangan dunia IT sejak zaman prasejarah sampai dengan memasuki ere globalisasi atau era informasi tanpa batas
Strategi Implementasi IT
Chief information officer (CIO) merupakan salah satu eksekutif tingkat
puncak perusahaan, bertanggung jawab atas salah satu area fungsional utama –
jasa informasi (information services – IS). CIO merupakan anggota komite
eksekutif dan bekerja sama dengan para eksekutif lain dalam perencanaan
strategis. Rencana bisnis strategis menyatukan informasi sebagai sumber daya
yang perlu digunakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, dan didukung oleh
suatu rencana strategis untuk sumber daya informasi. Peningkatkan kompetensi
SDM dengan Strategi mplementasikan IT di perusahaan peranan CIO ini sangat
menentukan.
Tak dapat disangkal, perkembangan dunia bisnis dewasa ini semakin banyak
dikaitkan dan, bahkan, ditentukan oleh seberapa intensif teknologi informasi
(TI) diterapkan dan digunakan secara optimal di lingkungan perusahaan. Berbagai
solusi, yang mengusung kecanggihan teknologi dan kekayaan fitur dan
fungsionalitas terus dikembangkan. Begitu juga, kemudahan penggunaan dan
penerapannya, misalnya dibuat dalam bentuk modul-modul, yang memungkinkan
penerapannya secara bertahap tanpa kehilangan konektivitas fungsionalnya,
menjadi daya tarik tersendiri.
Begitulah perlombaan terus memacu lahirnya berbagai solusi baru dan dengan
berbasiskan platform terbaru, yang cenderung secara teknologi lebih canggih dan
rumit, namun dalam penggunaannya terasa lebih mudah dan terotomatisasi secara
lebih luas. Konektivitas yang luas variannya, kecepatan transfer data dan
eksekusi kegiatan fungsionalnya, serta kemudahan penerapannya menjadi
titik-titik keunggulan yang ditawarkan vendor. Meski, dalam penerapannya,
dibutuhkan kejelian dan pemahaman yang lebih utuh terhadap kebutuhan dan
sasaran yang ingin dicapai. Hal itu, tentu saja, tak hanya bertumpu pada
detil-detil operasionalnya, melainkan pada kemampuannya memberikan sesuatu yang
lebih dari sekedar teknologis operasional, melainkan strategis fungsional.
Karenanya, solusi-solusi yang lebih baru, mestinya mampu memberikan lebih
banyak kemudahan, area cakupan operasional, termasuk kemudahan penggunaannya
dan penghematan biaya atau investasi yang ditanamkannya.
Belakangan ini, berbagai solusi baru, khususnya yang berbasis teknologi
internet dan tanpa kabel (wireless) lebih mendominasi banyak kebutuhan,
sehingga kemampuannya mendukung mobilitas (dan peningkatan produktivitas) bukan
lagi suatu impian. Mobilitas, kini, tak lagi menjadi hambatan dalam menjalankan
berbagai kegiatan bisnis, baik ketika berada di rumah, di kantor, di jalanan,
atau bahkan di luar kota atau di luar negeri sekalipun. Akses dan transfer data
secara jarak jauh dan tanpa kabel misalnya, merupakan sesuatu yang kini dapat
dilakukan dengan mudah Karenanya, perkembangan berbagai solusi yang
berorientasi-bisnis lebih banyak menarik perhatian. Selain lebih fungsional,
juga lebih bisa memberi gambaran big picture dari sekadar operasional teknis.
Hal ini juga didukung oleh kemajuan dalam teknologi akses tanpa kabel (W-LAN
alias Wi-Fi) dari yang berkecepatan 11Mbps hingga 54Mbps, dan bahkan yang
tengah dikembangkan, yaitu standar 802.16 (WiMax – Worldwide Interoperability
for Microwave Access) yang berskala dunia.
Solusi baru yang kini diujiterapkan oleh Wal-Mart di Amerika dan Metro di
Jerman, RFID (Radio Frequency Identification), juga mulai semakin banyak
menarik perhatian, khususnya dari kalangan industri ritel. Selain menjanjikan
banyak kemudahan, yang lebih menonjol adalah penghematan dan ketersediaan data
yang lebih akurat. Solusi peritel ini tampaknya akan mengalami guliran bola
salju yang semakin hari semakin besar.
Linux yang sebelumnya hampir-hampir tidak diperhitungkan, secara bertahap kini mulai unjuk gigi. Ini terbukti dengan munculnya sistem operasi berbasis Linux – Lindows – yang akan menyaingi Windows dari Microsoft. Belakangan ini, Lindows juga berharap akan menjadi OS bawaan untuk laptop atau notebook. Semakin menggebu-gebunya penerapan teknologi bergerak (mobile technology), apakah itu Wi-Fi, CDMA, EDGE dan lain sebagainya juga mendorong berkembangnya, baik perangkat keras maupun piranti lunaknya. Produktivitas diperkirakan akan menjadi perhatian utama penerapan teknologi ini.
Linux yang sebelumnya hampir-hampir tidak diperhitungkan, secara bertahap kini mulai unjuk gigi. Ini terbukti dengan munculnya sistem operasi berbasis Linux – Lindows – yang akan menyaingi Windows dari Microsoft. Belakangan ini, Lindows juga berharap akan menjadi OS bawaan untuk laptop atau notebook. Semakin menggebu-gebunya penerapan teknologi bergerak (mobile technology), apakah itu Wi-Fi, CDMA, EDGE dan lain sebagainya juga mendorong berkembangnya, baik perangkat keras maupun piranti lunaknya. Produktivitas diperkirakan akan menjadi perhatian utama penerapan teknologi ini.
Di sisi lain, dengan berbagai pertimbangan kemampuan dan biaya,
pengalihdayaan (outsourcing) solusi TI perusahaan masih akan meningkat, baik
insourcing maupun offshore outsourcing. Strategi alihdaya ini, selain mampu
menghemat biaya, juga memberikan penyelesaian solusi TI-nya kepada yang
benar-benar ahli, sementara perusahaan bisa lebih fokus pada core competency-nya
saja. Penghematan biaya juga kini dimungkinkan dengan salah satunya penerapan
IP Telephony untuk mengatasi melonjaknya biaya komunikasi suara dan data.
Solusi ini diperkirakan bisa menghemat hingga 70 persen. Namun, solusi TI
perusahaan apapun yang diterapkan, tetap yang diperlukan adalah kehati-hatian
dalam mencermati penerapannya, sehingga benar-benar menjadi solusi yang
diharapkan dengan sejumlah keuntungan yang bisa diraih, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar